Saturday, December 26, 2009

AKU LAHIR DI JOGJAKARTA

Tiap sudut menyapa bersahabat,
Penuh selaksana makna
Terhanyut aku akan nostalgia
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama, suasana jogja…
Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima, mejajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila…

KLA Project, “yogyakarta”

Jalan itu sangat ramai. Nyaris tak mampu menampung jalan mobil dan motoryang merayapi lambat-lambat. Disebelah kiri, nampak deretan gedung-gedung, sebagian besar took dan pusat pembelanjaan trotoar didepan dipadati ratusan motor yang parker saat malam mulai larut deretan motor itu akan segera berganti warung-warung lesehan dengan aneka sajian.
Disisi kanan juga berjajar puluhan toko dengan beragam jualan. Bedanya tak ada motor yang parker disini. Hanya nampak mkelintas pejalan kaki, becak, dan sesekali andong dan ratusan kios mungil yang menjajakan aneka dagangan, mulai dari pakian tradisional, kaos dagadu, berbagai kerajinan tas, sandal, gantungan kunci, dan beragam makanan.
Nama jalan itu adalah Malioboro. Entah mengapa bagi banyak orang jalan itu merupakan jantung kota jogja. Kurang lengkap rasanya ketika kita kejjogja tidak mampir dulu ke Malioboro untuk sekedar jalan-jalan atau membeli oleh-oleh.
Jogja tidak hanya bercerita tentang malioboro dan hiruk piruk para pedagang. Dijogja ada banyak kisah lain dari kota tua ini. Misalnya, perjanjian Giyanti pada tahun 1755 M yang membelah kerajaan mataram menjadi dua kesultanan yang pertama kesultanan ngayogyakarta hadiningrat dan yang kedua adalah kraton surakarta dan jogja kala itu menjadi ibu kota dari kraton ngayogyakarta tidak hanya itu jogjakarta juga pernah menjadi ibu kota Republik Indonesia mulai dari 04 januari 1946 hingga 17 agustus 1950, dan ada pula perjanjian Kaliurang dan serangan oemoem 1 maret dan agresi militer belanda I.
Waktu pun takan pernah berhenti, dan sejarah pun enggan berdiam diri tepatnya pada tahun 2002 hari minggu tanggal 29 September jogjakarta pukul 11.00 di Lam. Comp. Jln. Timoho 79 Sapen Yogyakarta mencatat sejarah lahirnya MATRIK yang dipimpin oleh tiga tokoh HMP/MATRIK (Aufus syuhada, M. Izzul Mutho, Warnoto) bersama dengan pemuda-pemudi alumni tribakti yang dihadiri oleh AGUS REZA MELVIN ZAINUL ASIKIN yang kerap mdipanggil Gus I’ING dan NANANG FACHRUDDIN ZA(Sekertaris PP.HMP 2002-2003) mendeklarasikan kepada seluruh rakyat jogjakarta khususnya alumni HMP/TRIBAKTI diseluruh pelosok Nusantara bahwa ditanah yogyakarta telah lahir organisasi MATRIK yang berazazkan ISLAM dan bersifat INDEFENDENT dan DEMOKRASI.
Matrik terlahir dibumi merupakan buah pikir dari teman-teman matrik yang semakin tahun semakin banyak para alumni tribakti yang berhijrah ke jogja. Berawal dari saling sapa dikampus dan dijalan atau ketika saliang berkunjung dari satu kos ke kos lain untuk menghilangkan rasa kangen mereka terhadap situasi pondok atau cari penjeman buku, numpang ngetik, hanya sekedar cari pinjaman uang. Dari hal inilah teman-teman matrik pada saat itu mempunyai pikiran mendirikan organisasi serta didorong dengan mempererat tali silaturahmi antar alumni dan untuk mempermudah berkomunikasi sehingga kehidupan mahasiswa yang serba pas-pasan bisa disiasati bersama kemudian lahirlah matrik.
Pada awal priode Matrik dipimpin oleh saudara Warnoto(tamatan ‘02) yang berpasangan dengan Ryan Daya MD(tamatan ‘01) sebagai sekertaris priode ini merupakan priode yang merumuskan ADART organisasi MATRIK, penguatan komunitas, serta pembangunan jaringan.
Base Camp Matrik pertama kali masih numpang di kos tiga tokoh HMP selama satu tahun dan pada akhirnya kerja keras dari pengurus matrik serta kuatnya tali persaudaraan membuat matrik mewujudkan sebuah basecamp sendiri yang cukup megah yang bertempat di Jln. Cantel no 671 Sanggarahan Semaki Yogyakarta. Namun pada akhir periode ini basecamp ini tidak diperpanjang sehingga kedudukan base camp berpindah setiap periodenya.
Reformasi dan regenerasi merupakan hal yang wajar terjadi pada setiap organisasi tidak jauh berbeda dengan Matrik. Pada bulan Oktober 2004 matrik mengadakan reformasi dan regenerasi yang diberi nam MUBES(Musyawarah Besar) yang ke-II dilaksanakan selama dua hari bertempat dimagelang disini matrik mempertajam arah organisasi ini. Pada Mubes kali ini Matrik menghasil kan rekomendasi yang penting untuk kepengurusan yang baru yang dibawah kepemimpinan Ahmad Muhajier(tamatan ‘02) dan sekertarisa dibawah saudara Aris Stiawan(tamatan ‘02).
Seiring dengan berjalannya waktu reformasi dan regenerasipun terus berputar, pada Mubes yang ke-III yang dilaksanakan pada bulan desember 2005 yang menghasilkan kepemimpinan matrik dibawah genggaman saudara M.Yunus Ar-Razi(tamatan ‘05)dan sekertaris saudara Saefullah(tamatan ‘05). Pada mubes yang ke-IV yang diadakan pada hari Sabtu 22 November 2008 yang bertempat di Base Camp Jln Gatak, Sorowajan, Banguntapan Bantul, Yogyakarta. Yang meng hasilkan Kepemimpinan Matrik berpindah kepada saudara Agung Permana(tamatan ‘08) dan sekertaris berpindah kepada saudari Siti Khulasoh(tamatan ‘06) sampai sekarang.
Pada usia yang keenam ini matrik masih bisa menunjukan esistensinya sebagai organisasin dijogja dan samp[ai sekarang matrik telah menghimpun/menjaring teman-teman alumni HMP dan Tribakti + 125(Beserta para Alumni Matrik JOGJA) yang terdiri dari para alumni MTs dan MA Tribakti dan IAIT yang telah tersebar diberbagai perguruan tinggi dijogja diantaranya, UGM, UIN SU-KA, UII, UPN,UMY, dan masih banyak yang lainya.
Demikianlah sejarah Matrik jogja beserta seluk beluk Matrik selama perjalannya semoga teman-teman dapat menerimanya dan bagi adik-adik yang mau melanjutkan pendidikanya kejenjang yang lebih tinggi dijogja khususnya kami akan siap melayani adik-adik kami tunggu kedatangannya di Yogyakarta.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More